SINERGI INDONESIA – Elemen kunci yang ditekankan oleh Presiden antara lain pentingnya stabilitas, kesinambungan kepemimpinan, dan pengembangan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan ambisius tersebut. Ia menekankan perlunya perencanaan strategis, pelaksanaan yang efektif, dan kepemimpinan yang kuat untuk mendorong kemajuan Indonesia.
Presiden Jokowi sangat percaya pada potensi Indonesia untuk menjadi pemain global terkemuka pada tahun 2045. Dia menggarisbawahi pentingnya stabilitas sebagai prasyarat penting untuk mencapai kemakmuran, menekankan bahwa suatu bangsa tidak dapat mencapai kejayaan tanpa lingkungan yang stabil. Persatuan dan kerukunan di antara bangsa Indonesia ditekankan sebagai unsur yang sangat penting, karena bangsa yang terpecah akan berjuang untuk mencapai cita-citanya.
Kontinuitas dalam kepemimpinan muncul sebagai faktor penting lain yang disoroti oleh Presiden Jokowi. Dia menekankan pentingnya transisi kekuasaan yang mulus, membandingkan kepemimpinan dengan perlombaan estafet di mana tongkat estafet harus diteruskan dengan lancar dari satu pemimpin ke pemimpin berikutnya. “Kepemimpinan itu seperti estafet. Bukan seperti pompa bensin di SPBU; mulai dari nol,” sitir Presiden Jokowi.
Ditekankan bahwa kepemimpinan tidak boleh mandek tetapi malah maju, mendorong bangsa menuju tujuannya. Presiden mendesak masyarakat untuk mengadopsi visi jangka panjang, memprioritaskannya di atas keuntungan jangka pendek.
Presiden juga memberikan penekanan yang signifikan pada pengembangan sumber daya manusia sebagai aspek penting dari perjalanan Indonesia menuju ekonomi global terkemuka. Presiden Jokowi menyadari bahwa kuantitas saja tidak cukup. Kualitas sama pentingnya.
Ia menyerukan pembinaan individu-individu yang terampil dan produktif dengan karakter dan disiplin yang kuat. Terinspirasi dari kesuksesan Korea Selatan, yang berasal dari fokus pada teknologi dan produktivitas, Presiden Jokowi mendesak Indonesia untuk mengikutinya dan berinvestasi dalam pendidikan, penelitian, dan pengembangan untuk meningkatkan sumber daya manusianya.
Menyadari tantangan yang ada, khususnya dalam mengelola bonus demografi secara efektif, Presiden Jokowi menekankan bahwa populasi muda dapat menjadi aset sekaligus liabilitas jika tidak ditangani dengan baik. Dia mencontohkan negara lain di mana bonus demografi menyebabkan tingkat pengangguran yang tinggi karena perencanaan dan pelaksanaan yang tidak memadai.
“Kepemimpinan itu seperti estafet. Bukan seperti pompa bensin di SPBU; mulai dari nol,” sitir Presiden Jokowi.
Oleh karena itu, Jokowi menekankan pentingnya perencanaan yang matang dan eksekusi strategis untuk memastikan bahwa Indonesia dapat memaksimalkan manfaat bonus demografinya. Ia menyerukan pembangunan dengan pendekatan holistik, termasuk diversifikasi industri dan pemanfaatan sumber daya Indonesia yang melimpah secara optimal.
Presiden Joko Widodo menggarisbawahi potensi industri maritim, mendesak negara untuk bergerak melampaui ekspor bahan mentah dan fokus pada penciptaan industri bernilai tambah. Contoh ilustrasi yang diberikan Presiden antara lain produksi mineral olahan, budidaya rumput laut, dan pembentukan ekosistem berbasis teknologi. Perencanaan terperinci, pemantauan berkelanjutan, dan kemampuan beradaptasi ditekankan sebagai faktor penting untuk keberhasilan upaya tersebut.
Baca juga Ikuti Deklarasi G20 di Indonesia, Pemimpin G7 Sepakat Ciptakan Dunia Bebas Senjata Nuklir
Pada peluncuran “Indonesia Emas 2045” ini Presiden Joko Widodo, menggarisbawahi visi ambisius untuk masa depan negara. Presiden menggarisbawahi pentingnya stabilitas, kesinambungan kepemimpinan, dan pengembangan sumber daya manusia.
Dia menyerukan perencanaan strategis, pelaksanaan yang efektif, dan kepemimpinan yang kuat untuk membimbing Indonesia menjadi salah satu dari lima ekonomi teratas dunia. Meski mengakui tantangan yang ada di depan, khususnya dalam mengelola bonus demografi, Presiden Jokowi menyatakan keyakinannya atas kemampuan Indonesia untuk mengatasi rintangan tersebut melalui perencanaan dan pelaksanaan yang tepat.