SINERGI INDONESIA – BPR Madani Sejahtera Abadi jalin kerja sama dengan Sonus dan Adira Finance. Sonus adalah penyedia panel surya, sedangkan Adira Finance lembaga pembiayaan motor listrik. Kerja sama ini memudahkan konsumen dalam pembiayaan pembelian panel surya dan motor listrik.
Baca juga Peta Jalan 20 Tahun dan Isu Perdagangan Manusia, Agenda Indonesia Sebagai Ketua ASEAN
Langkah konkret ditempuh BPR MSA Yogyakarta untuk mendukung gerakan mengatasi perubahan iklim ini. Kamis, 11 Mei 2023, dilakukan penandatanganan nota kesepahaman antara BPR MSA dengan PT Tripower Solusi Nusantara (Sonus) dan PT Adira Finance. Inti dari kerja sama ini adalah kemudahan konsumen kedua perusahaan dalam pembiayaan produk yang mereka beli.
Menurut Aditya Perdana, Direktur Sonus, pembiayaan yang dikerjasamakan dengan BPR MSA adalah untuk pemasangan solar panel system mulai dari 2 KWP senilai 35 – 40 juta s.d. 200 KWP senilai 2M – 2.5M.
Sedangkan menurut Direktur Utama BPR MSA Y Triagung Pujiantoro, kerja sama ini membuka peluang bagi UMKM untuk meningkatkan produktivitas dengan biaya yang semakin efisien serta lebih ramah lingkungan.
Sebab, perubahan iklim itu nyata. Efek pemanasan global bukan saja mengubah siklus cuaca melainkan juga sistem perekonomian masyarakat.
Taksonomi hijau jadi kesadaran baru berperilaku ekonomi. Otoritas Jasa Keuangan menempatkan Taksonomi Hijau Indonesia sebagai panduan aktivitas ekonomi yang mendukung upaya perlindungan lingkungan hidup serta mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.
Bagi perbankan, Taksonomi Hijau Indonesia ini memudahkan mengklasifikasi implementasi penyaluran kredit, pembiayaan, atau investasi di sektor hijau.
Kenapa panel surya? Dikutip dari laman sonus.id, panel surya adalah generator energi surya skala besar yang menggunakan sel fotovoltaik untuk mengubah sinar matahari menjadi listrik. Mereka terdiri dari beberapa modul surya yang dihubungkan bersama untuk membentuk panel, yang kemudian dipasang di tanah atau di atap gedung. Ada dua jenis panel surya: kristal tunggal dan polikristalin.
Panel kristal tunggal memiliki tingkat efisiensi yang lebih tinggi daripada panel polikristalin, tetapi juga lebih mahal karena membutuhkan lebih banyak silikon dalam konstruksinya. Panel polikristalin memiliki tingkat efisiensi yang lebih rendah, tetapi menggunakan lebih sedikit silikon dan karenanya memiliki biaya produksi yang lebih rendah.(AA Kunto A/Sinergi Indonesia)