Bungah, 20 warga terima 36 kambing. Ada Sugeng Sanyata dari Candibinangun. Ada Budi Sihono dari Hargobinangun. Dengan Colt T bak terbuka mereka usung pulang kambing yang mereka terima. “Semoga barokah,” doa mereka.
Kambing-kambing itu bantuan produktif dari JPZIS BPR MSA Yogyakarta. Kambingnya hasil pembesaran Rajendra Farm. Dari 32 kambing tersebut, empat berjenis crossing dan 32 lainnya standar. Sebagian menerima dua kambing sekaligus, yakni induk dan anaknya.
Bantuan produktif ini merupakan hasil dari penghimpunan zakat, infaq, dan sedekah karyawan BPR MSA. Oleh Lazisnu DIY, BPR MSA dipercaya sebagai JPZIS (Jaringan Pengelolaan Zakat, Infaq dan Shodaqoh). Ini penyaluran ketiga mereka. Acara dihadiri Ketua LazisNU DIY Mambaul Bahri, Perwakilan Bank Danamon Ganang, Lurah Hargobinangun Amin Sarjito, dan Pj Lurah Candibinangun Wijayanto.
Direktur Utama BPR MSA, yang sekaligus Ketua JPZIS BPR MSA, Y Triagung Pujiantoro menyampaikan kenapa dana yang mereka himpun diberikan berupa bantuan produktif. “Supaya perekonomian rakyat meningkat,” ujarnya. Dengan diberi bantuan kambing, maka warga akan mendapatkan manfaat berlipat dan bergulung berupa anakan kambing, kotoran sebagai pupuk, dan hasil penjualan kambing kelak. Dengan adanya anakan kambing maka mafaat yang dirasakan warga tidak hanya sekali melainkan berkali-kali.
Tentu bantuan ini disambut baik. Lurah Hargobinangun Amin Sarjito menyampaikan, potensi pembesaran kambing di lereng Merapi sangat besar. “Lahan untuk menanam pakan masih luas,” ujarnya sambil cerita bahwa sebelum menjadi lurah ia juga peternak kambing. Lebih dari itu, harapnya, “Semoga warga bisa keluar dari jerat ekonomi sehingga terbebas dari bank plecit.” Amin menyampaikan ini sambil cerita di pintu masuk kampung tadi ia melihat spanduk “bank plecit dilarang masuk”.
Supaya secara perekonomian benar-benar mengalami peningkatan, BPR MSA menghadirkan Heri Kurniawan, founder Rajendra Farm untuk berbagi cerita bagaimana mengelola peternakan domba dan kambing. Heri punya dua lokasi. Satu di Samigaluh, Kulonprogo, dan satunya di Muntilan, Magelang. Ia membekali penerima bantuan pengetahuan tentang pakan, kandang, dan pengelolaan keseluruhan. “Nanti sesampai di rumah karantina dulu kambingnya. Biasakan begitu ketika mendatangkan kambing dari luar. Apalagi dari pasar,” saran Heri. Ia menyarankan begitu karena kambing rentan dengan penyakit.
Baca juga Bantuan Produktif, Ini Kreativitas BPR MSA Salurkan Zakat yang Dihimpun Sebagai JPZIS LAZISNU
“Itu kenapa di tempat kami ada kandang yang steril dari orang luar,” imbuhnya sambil bercerita bagaimana kandang kambing bisa dijadikan objek wisata. Efek ekonomi muncul dari tiket masuk dan penjualan cenderamata. Heri mengajak, dengan mencontohkan Rajendra Farm, agar petani berani bermimpi tinggi. Ia meyakinkan, kalau mau dan kreatif, peternakan kambing bisa menjadi bisnis yang mengubah nasib. Tentu harus sabar, kata Heri. Ia sendiri butuh delapan tahun jatuh-bangun untuk membesarkan usahanya.
Dalam kesempatan ini diluncurkan pula Social Banking BPR MSA, kerja sama dengan Bank Danamon. Aplikasi ini memungkinkan penghimpunan zakat, infaq, dan shodakoh lebih luas dan mudah. Atas kemudahan ini, Ketua LazisNU DIY Mambaul Bahri mengapreasiasi baik. Ia juga mengapresiasi pemberian bantuan produktif JPZIS BPR MSA.(AA Kunto A/Sinergi Indonesia)